Untuk Seseorang yang Pernah Ada

tulisan ini dipenggal dari buku Kepada Cinta: True Love Keeps No Secret produksi tahun 2009. Gak semua ditulis soalnya panjang banget :'), dan ini adalah tulisan yang paling aku suka!
Baru nulis soalnya barusan baca bukunya lagi :D.

Kepada Cinta: True Love Keeps No Secret Pemenang Sayembara Menulis Surat Cinta

untuk sesorang yang pernah ada

Pagi ini, aku terbangun dengan suatu perasaan membuncah yang tidak bisa aku kontrol.

Aku kangen kamu.

Hari ini, sudah berhari hari sejak tanggal 10 Juli desember kemarin, sejak kita menutup sebuah pembicaraan panjang di telepon yang juga mengakhiri hubungan yang belum sempat terajut lama ini. Selama ini, aku berusaha untuk kuat, tertawa-tawa, dan menjalani hidup seperti biasa. Tidak seperti kasus-kasus putus sebelumnya, kemarin aku terlihat baik-baik saja. Tidak ada curhatan panjang di mobil bersama teman-temanku. Tidak ada lagi aku yang terbata-bata ingin mengungkapkan rasa, tapi hanya satu-dua kata yang keluar dan membingungkan orang-orang. Tidak ada telepon malam-malam mengasihani diri sendiri. Tidak ada momen-momen saat aku mendadak merasa drop di sekolah di depan teman-temanku. Semuanya berjalan seolah-olah aku tidak merasa sedih dengan perpisahan ini.
Yah, tapi ya, nggak mungkinlah nggak sedih kan? Namanya juga putus cinta, pasti satu paket sama airmata, curhat, dan sakit hati. Tapi, mungkin kamu tidak lagi perlu untuk tahu itu.
Ada sisi dari diriku yang merasa baik-baik saja karena memang kita mengakhiri semuanya dengan baik-baik. Tapi, memang kekosongan dan kehilangan tetap saja terasa. Tetap terasa meski terkadang aku selalu berusaha mengisi itu semua dengan kegiatan-kegiatan nggak penting. Dan, aku memang bisa melakukan semuanya dengan tersenyum. Aku sendiri tidak tahu apakah orang melihat senyumku itu tulus atau nggak. 
Tapi, aku tahu, dibalik itu semua masih ada sisi dari diriku yang sebenarnya ingin, SANGAT AMAT INGIN, kamu balik lagi ke dalam kehidupanku. Alam bawah sadar dan alam atas sadarku (yang untungnya masih bisa kukontrol) memang masih selalu terbayang dirimu, sosokmu, dan segala hal kecil tentang kamu. Hati ini ternyata memang masih tertambat pada kamu.
Saat itu, kita memang tidak bilang "putus", kita berdua lebih memilih kata-kata "jalan sendiri-sendiri dulu untuk memperbaiki diri masing-masing, berubah untuk jadi lebih baik dulu, untuk diri sendiri dan untuk masing-masing". Jujur, kata-kata itu memang membuat aku berharap mungkin nantinya jalan kita akan kembali bertemu. Dan mungkin, kita akan bisa berjalan di setapak yang sama lagi, seperti hari-hari sebelum hari kelabu itu.
Aku tidak akan tahu juga kapan itu bisa terjadi. Mungkin dalam waktu dekat, mungkin juga perjalanannya masih sangat jauh. 
Mungkin juga nggak akan terjadi. Aku nggak tahu. Aku yakin kamu pun nggak tahu. 

Untuk sekarang, aku tahu yang bisa aku lakukan hanya menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya. Aku memang akan selalu teringat kamu pada saat aku mendengarkan band-band itu. Atau, lagu-lagu yang biasa kamu nyanyiin sambil gitaran di telepon buat aku di malam-malam ketika kamu nemenin aku ngerjain tugas atau cuma untuk ninaboboin aku. 

Satu hal yang mungkin harus kamu tahu, aku masih punya secuil harapan itu. Secuil harapan yang kemudian mengakar dan menjadi sebongkah keyakinan yang aku pegang teguh. Aku tidak tahu dari mana semua itu datang. Tapi, satu hal yang aku yakin, kamu adalah yang terbaik yang pernah aku miliki walaupun kita tidak bisa bersama sekarang. Walaupun sosok kita belum tepat untuk satu sama lain. Walaupun kita ternyata belum punya cukup energi untuk menyatukan dua hati ini.

Aku sayang kamu, selalu dan 
selamanya. Maafkan aku yang hanya bisa menyampaikan ini lewat kata-kata yang mungkin akan kamu buang dan anggap sebagai sebuah romanpicisan atau rayuan gombal seorang perempuan yang sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Tapi, aku menunggu.Menunggu sampai jalan itu bertaut kembali, menunggu sampai kamu bisa mengisi setapak ini lagi.

Komentar

Postingan Populer